Penukaran uang di Bank Indonesia melalui sistem mengalami kesulitan akses oleh masyarakat karena masalah teknis. Menurut Ekonom Sumut, Gunawan Benjamin, masalah tersebut disebabkan oleh banyaknya permintaan akses yang tidak dapat diakomodir oleh sistem yang ada. Layanan penukaran uang yang hanya efektif dilakukan sekali setahun, terutama setelah perayaan Hari Besar Keagamaan Nusantara, cenderung hanya memanjakan masyarakat tanpa memberikan manfaat yang signifikan. Gunawan merekomendasikan agar budaya menukar uang di hari besar tersebut dikurangi dan digantikan dengan uang digital, mengingat penggunaan smartphone yang semakin meluas di masyarakat. Selain itu, biaya yang harus dikeluarkan dalam proses penukaran uang juga menjadi pertimbangan, terutama biaya operasional, transportasi, dan lainnya. Dengan mengurangi budaya menukar uang dan beralih ke uang digital, diharapkan masyarakat bisa lebih teredukasi dan terbiasa dengan cara transaksi non-tunai. Meskipun Bank Indonesia sudah mendorong penggunaan uang digital melalui QRIS, budaya menukar uang baru masih tetap melekat. Oleh karena itu, perlu adanya pendekatan yang lebih tegas dalam mengubah pola pikir masyarakat terkait kebiasaan menukar uang saat Hari Besar Keagamaan Nusantara.
Dorong Transaksi Non Tunai, Kurangi Biaya dengan Budaya Penukaran Uang
