Nilai tukar rupiah mengalami tekanan berat akibat kebijakan tarif dari Amerika Serikat (AS), demikian menurut analis Doo Financial Futures, Lukman Leong. Lukman menilai bahwa Indonesia akan mengalami penekanan yang signifikan dengan tarif resiprokal sebesar 32 persen yang dikenakan oleh AS. Presiden AS Donald Trump mengumumkan kebijakan tarif tersebut untuk mengurangi defisit perdagangan global pada Rabu (2/4). Dampak dari kebijakan tersebut diperkirakan akan membuat nilai tukar rupiah melemah, dengan prediksi kurs berkisar antara Rp16.600 hingga Rp16.900 per dolar AS. Lukman juga menambahkan bahwa intervensi Bank Indonesia kemungkinan besar diperlukan untuk mengendalikan volatilitas rupiah yang diprediksi akan terjadi. Dalam pembukaan perdagangan Kamis pagi, rupiah telah melemah 59 poin atau 0,36 persen menjadi Rp16.772 per dolar AS. Trump telah mengumumkan kenaikan tarif resiprokal bagi mitra dagang, termasuk Indonesia, hingga 32 persen dengan tujuan memulihkan industri AS yang pada akhirnya diharapkan akan menciptakan ekonomi yang lebih kuat dan harga yang lebih rendah bagi konsumen AS.
Pengaruh Kebijakan Tarif AS terhadap Nilai Tukar Rupiah – Waspada Online
