Cina terus bergerak maju dalam hal inovasi teknologi kendaraan listrik. Dalam beberapa tahun terakhir, fitur bantuan mengemudi yang dulunya hanya ada di mobil kelas atas, kini telah diadopsi oleh mobil termurah seharga $10.000. Namun, otoritas di Cina mulai mengambil langkah untuk mengatur dan memperjelas penggunaan fitur “otonom” di mobil.
Melalui Kementerian Industri dan Teknologi Informasi (MIIT) Cina, mereka menerapkan beberapa aturan baru untuk produsen mobil. Mereka tidak lagi diizinkan menggunakan istilah “beta” untuk fitur swakemudi dan harus mengikuti protokol yang lebih ketat untuk pengujian teknologi ini. Selain itu, istilah yang tidak jelas atau menyesatkan seperti “mengemudi otonom” tidak lagi boleh digunakan dalam pemasaran.
MIIT juga mengatur bahwa semua mobil harus tetap menggunakan pengemudi karena pengemudian tanpa pengemudi Level 2 belum disetujui untuk penggunaan komersial. Mereka juga membatasi pembaruan melalui udara dan mengingatkan produsen akan risiko kepercayaan berlebihan terhadap fitur bantuan pengemudi. Langkah ini diambil setelah insiden tragis yang melibatkan mobil Xiaomi SU7 di Cina, yang membajak zona konstruksi dan menewaskan tiga orang.
Dengan regulasi yang semakin ketat terhadap penggunaan teknologi swakemudi, pemerintah berharap dapat melindungi konsumen dari kesalahpahaman dan potensi bahaya. Ini juga menjadi contoh bagi negara lain untuk mengatur dengan ketat fitur bantuan pengemudi agar tidak disalahgunakan. Oleh karena itu, penting bagi produsen mobil untuk mematuhi aturan yang berlaku dan menjaga keterbukaan dan keamanan dalam melakukan inovasi teknologi kendaraan di masa depan.