Pada peringatan Hari Bumi 2025, Kementerian Agama memulai gerakan penanaman satu juta pohon Matoa dengan serentak dilakukan peletakan batu pertama pembangunan Pesantren Istiqlal Internasional Indonesia. Menteri Agama Nasaruddin Umar memimpin gerakan tersebut di kampus Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) yang dihadiri oleh ASN Kementerian Agama, tokoh lintas agama, dan masyarakat dari seluruh Indonesia. Tujuan dari gerakan ini adalah memberikan contoh dan teladan dalam upaya pelestarian alam.
Acara dihadiri oleh berbagai tokoh seperti Menko PMK Pratikno, Mendagri Tito Karnavian, dan lainnya, menekankan pentingnya komitmen terhadap gerakan hijau yang berbasis nilai untuk menjaga alam dan memperkuat ekoteologi. Dalam pesan Menag Nasaruddin Umar, pentingnya pemahaman agama dalam merawat bumi disoroti dengan konsep keberagaman nilai pelestarian lingkungan dalam berbagai agama.
Gerakan ini membawa tema “Energi Kita, Planet Kita” yang mendukung kolaborasi lintas sektor untuk mengatasi perubahan iklim dan kerusakan lingkungan global. Selain itu, penanaman pohon Matoa dipilih karena sifatnya yang cepat tumbuh, kuat, dan bernilai ekologis serta ekonomis. Program ini juga merupakan bagian dari diplomasi hijau Kemenag di tingkat global.
Selain gerakan penanaman pohon, peringatan Hari Bumi 2025 juga ditandai dengan peletakan batu pertama pembangunan Pesantren Istiqlal Internasional Indonesia (PIII). Pesantren ini diharapkan menjadi lembaga pendidikan yang menggabungkan tradisi pesantren dengan visi global untuk membentuk pemimpin umat yang moderat dan berdaya saing global. Program pesantren ini memiliki tiga fungsi utama: pendidikan, dakwah, dan pemberdayaan masyarakat dengan integrasi kurikulum diniyah klasik dan standar internasional.
Dengan kehadiran PIII, diharapkan lahirnya pemimpin umat yang berilmu, berakhlaqul karimah, dan dapat memberikan solusi atas berbagai tantangan sosial ekonomi. Pesantren ini juga diharapkan mendorong kewirausahaan santri untuk menumbuhkan perekonomian secara merata dan membangun jejaring toleransi global. Dengan pendekatan pendidikan yang holistik, PIII diharapkan menjadi lokomotif peradaban Islam Indonesia yang memberi warna baru bagi dunia.