Kenaikan tarif resiprokal AS dapat berdampak pada harga komoditas di Sumatera Utara, seperti sawit, karet, ikan, dan kopi. Ekonom setempat, Gunawan Benjamin, menyatakan bahwa peningkatan tarif tersebut dapat menyebabkan penurunan harga komoditas akibat penurunan permintaan. Contohnya, harga CPO dan karet dunia telah mengalami penurunan signifikan dalam beberapa waktu terakhir.
Tarif AS juga menimbulkan ketidakpastian harga di masa depan, terutama karena perang dagang yang terus berlangsung. Situasi ini dapat merugikan Sumatera Utara, terutama bagi perusahaan yang mengandalkan AS sebagai pangsa pasar utamanya. Meskipun eksportir diuntungkan oleh pelemahan nilai tukar rupiah, namun hal tersebut hanya bermanfaat jika barang mereka dapat diserap pasar dengan baik.
Kenaikan tarif juga dapat mendorong pembeli untuk mencari barang pengganti yang lebih terjangkau atau bahkan menunda pembelian karena harga yang tinggi. Keselamatan eksportir akan sangat tergantung pada hasil negosiasi tarif dan permintaan dalam negeri. Dengan demikian, Sumatera Utara harus menyikapi perkembangan harga komoditas dan mengoptimalkan strategi perdagangan untuk menghadapi perubahan pasar yang terjadi.