Produsen mobil saat ini berfokus pada pangsa pasar pembeli muda. Misalnya, Dodge dan Ferrari telah mengumumkan bahwa sebagian besar pelanggan baru mereka berusia di bawah 40 tahun. Hal ini menunjukkan dorongan industri otomotif untuk tetap trendi dan relevan di kalangan generasi muda tanpa kehilangan identitas merek.
Namun, Lexus mungkin menghadapi tantangan dalam hal demografi pembeli. Sebuah studi dari S&P Global Mobility mengungkapkan bahwa pembeli rata-rata mobil Lexus berusia 57,6 tahun. Hal ini berbeda secara signifikan dengan pembeli BMW dan Mercedes-Benz, yang rata-rata berusia 54 tahun.
Selain itu, studi tersebut juga mengungkapkan bahwa pembeli Lexus cenderung memiliki penghasilan rumah tangga yang lebih rendah dibandingkan pembeli mobil mewah lainnya. Hampir setengah dari pembeli Lexus berpenghasilan di bawah $150.000, sementara BMW memiliki persentase tertinggi dari rumah tangga dengan penghasilan di atas $150.000.
Meskipun demikian, pembeli Lexus yang lebih tua tampaknya masih memiliki daya beli yang tinggi. Penjualan Lexus meningkat secara signifikan selama beberapa tahun terakhir, mencetak kuartal pertama terbaik dalam sejarah perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa usia bukanlah satu-satunya faktor yang memengaruhi daya beli dan preferensi pembeli mobil mewah.
Selain itu, dalam beberapa bulan terakhir, terdapat peningkatan jumlah wanita yang membeli kendaraan Lexus. Meskipun wanita hanya menyumbang sekitar 40,6% dari total pembeli mobil mewah, lebih dari separuh pembeli Lexus adalah wanita. Hal ini menunjukkan bahwa brand seperti Lexus mungkin memiliki keunggulan dalam menarik konsumen wanita dibandingkan pesaingnya.
Meskipun usia dan pendapatan tetap menjadi faktor penting dalam demografi pembeli mobil mewah, tren perubahan dalam preferensi dan profil konsumen juga harus diperhatikan. Lexus, dengan strategi pemasaran yang tepat dan pemahaman terhadap pasar targetnya, tetap mampu bertahan dan bahkan berkembang di tengah persaingan industri otomotif yang ketat.